ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
A. Pengertian
Neonatus
(bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir
biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D,
2010).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah
asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran
sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru
lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat
2.500-4.000 gram.
B. Adaptasi Fisiologis
Baru
lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1.
Sistem pernapasan
Selama
dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta. Setelah
bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong).
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis
pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan
peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha
bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah
menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam.
Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa
alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya
pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat
kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
2.
Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim
darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam
tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava
inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang
miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan
dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin
dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian paru-paru
akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru,
dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan
tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3.
Saluran Pencernaan
Pada kehamilan
4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air
ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui
mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan
dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan
tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4.
Hepar
Hepar janin
pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan
glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat
terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar
janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang).
Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas
penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan
enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
fisiologis.
5.
Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari
pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran
lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat
mencapai 120 mg/100 ml.
6.
Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi,
bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang
memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh
dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara
sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan
tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung.
Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air
keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas
dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara
langsung.
7.
Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon
dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih
berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid
perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8.
Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif
banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini
menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal,
renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
9.
Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu
dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.
Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf
dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan
diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka
janin amat sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat
dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan
bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan
kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih
bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini.
Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem
Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan
mudah mengelupas, semua struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa
juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna
kulit bayi berwarna merah muda.
12. Sistem
Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM
dan Leukosit lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir
14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit
sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb
janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada
minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada
pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran
seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah
relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan
berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan
saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak
melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.
Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis
telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
C. Penatalaksanaan Medis
1.
Tes Diagnostik
Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3,
neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah
lahir (menurun bila ada sepsis).
Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih
rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65%
atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal).
Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan,
lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
Golongan darah RH.
(Marllyn.
E, Doenges, 2001).
2.
Terapi
a.
Non Farmakologi
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama
dan menit kelima setelah dilahirkan)
Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu
aksila
Penimbangan BB setiap hari
Jadwal menyusui
Higiene dan perawatan tali pusat
b.
Farmakologi
Suction dan oksigen
Vitamin K
Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau
tetrasimin 1%, perak nitral atau neosporin).
Vaksinasi hepatitis B
Ã
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa
dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus
lateralis.
(Bobak,
M Irene, 2005)
D. Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status
sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat tidur ;
meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur
sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan
dan Peredaran Darah
Bayi
normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan
bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan
metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai
180 kali/menit (menangis).
Pernapasan
bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah dan
seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78
dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari
selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu
inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit
neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
e. Keadaan
dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat
apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama
sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang
anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat
Pada
tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa
refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi
rangsangan yang mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila
telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya
ditekankan pada bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi
disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan
sesuatu ke dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada
hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir
normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium
Mekonium
adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan dan
lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan
pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang badan
dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34
cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia
wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat
terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada.
Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.
2.
Diagnosa
Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan
adaptasi dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Kriteria
hasil:
1)
Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB
lahir.
2)
Intake dan output makanan seimbang.
3)
Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian
5-10 menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm
pemberian makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa meningkat).
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak
terjadi.
Kriteria:
1)
Suhu tubuh normal 36-370
C.
2)
Bebas dari tanda-tanda strees,
dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana
tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk
menjaga air bayi tidak kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress
pernapasan( tremor, pucat, kulit dingin).
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1)
Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2)
TTV normal:S: 36-370C,
N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
3)
Tali pusat mengering
Rencana
tindakan :
1)
Pertahankan teknik septic dan
aseptic.
2)
Lakukan perawatan tali pusat setiap
hari setelah mandi satu kali perhari.
3)
Observasi tali pusat dan area
sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
4)
Infeksi kulit setiap hati terhadap
ruam atau kerusakan integritas kulit.
5)
Ukur TTV setiap 4 jam.
6)
Kolaborasi dalam pemeriksaan
laboratorium.
d.
Resiko tinggi kekurangan volume
cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1)
Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda
dehidrasi yang ditandai dengan output kurang dari 1-3ml/kg/jam.
2)
Membran mukosa normal.
3)
Ubun-ubun tidak cekung.
4)
Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Berikan minum sesuai jadwal
3) Monitor intake dan output
4) Berikan infuse sesuai program
5) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun,
turgor kulit, mata
6) Monitor temperatur setiap 2 jam
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
Tujuan : orang tua mengetahui
perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi
Kriteria hasil:
1)
Orang tua mengatakan memahami
kondisi bayi.
2)
Oaring tua berpartisipasi dalam
perawatan bayi.
Rencana tindakan:
1) Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi,
alasan perawatan dan pengobatan.
2) Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama.
3) Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat orang tua ada.
4) Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi baru
lahir.
5) Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi.
6) Jelaskan komplikasi dengan mengenai tanda-tanda
hiperbilirubin
4. Pelaksanaan Keperawatan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat 2004). Dalam tahap ini
perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan
perlindungan pada klien. Teknik komunikasi kemampuan dalam prosedur klien.
Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan
jenis mandiri dan kolaborasi. Sebagai profesi perawat mempunyai kewenangan
dalam tanggung jawab dalam menentukan komponan pada tahap asuhan keperawatan.
Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan
keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan
dokter. Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek
American Nurses Associatioin (1973) dan kebijakan institusi perawatan
kesehatan.
b. Tindakan
keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan
bila perawat bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah klien.
c. Dokumentasi
tindakan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan keperawatan
Dokumentasi merupakan pernyataan dari
kejadian/identitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang
tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk komunikasi dan suatu profesional
ke profesional lainnya tentang kasus klien. Dokumen klien merupakan bukti
tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang diimplementasikan oleh perawat
dan perubahan-perubahan pada kondisi klien. Frekuensi dokumentasi tergantung
pada kondisi klien dan terapi yang diberikan idealnya therapi dilakukan setiap
shift. Rekam medis klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis tersebut
diterima di pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan
perawatan memberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus melindungi catatan
tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti pengunjung. Tanda tangan
perawat di akhiri catatan perawat merupakan akuntabilitas terhadap isi catatan.
Mengubah dokumen legal tersebut merupakan suatu kejahatan adalah tidak bisa di
teruma untuk menghapus tulisan pada catatan menggunakan tipe x, penghapusan
tinta atau lainnya.
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil
yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon
terhadap intervensi keperawatan. Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang
tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan-tindakan keperawatan
pada kriteria hasil.
Pada tahap evaluasi ini terdiri 2 kegiatan
yaitu:
a. Evaluasi
formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respon segera.
b. Evaluasi
sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status klien
pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan.
Disamping itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai
kriteria tettentu yang membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau
tercapai sebagian.
1) Tujuan
Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah
menunjukkan perubahan kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah
ditetapkan
2) Tujuan
tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan
tidak tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah
atau penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih merasa mual,
setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
3) Tujuan tidak
tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan
adanya perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing
diagnosa keperawatan secara teori adalah :
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi tidak terjadi.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
c. Resiko tinggi infeksi tidak terjadi.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tidak terjadi.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua teratasi.